Selamat Datang di Website Resmi Desa Suela, Kec.Suela, Kab.Lombok Timur, NTB

Artikel

ASAL USUL DESA SUELA

04 Agustus 2024 10:23:14  RASYID RIDHO  198 Kali Dibaca  Berita Lokal

Sekitar abad ke 11 waktu berdirinya Kerajaan Jenggala, tersohorlah cerita Datu Keling dan Datu Daha,di sebuah kampung yang bernama Dasan Monek yang terletak di Wilayah Dusun Bilakembar Sekarang. Sebagai bukti telah adanya Dasan Monek tersebut adanya lokasi pekuburan tua yang cukup luas terletak berdampingan dengan pemukiman Dasan Monek. 

Selain itu terdapat bukti adanya peninggalan permainan local dan tradisi lainnya yang sekarang mulai hilang tergerus zaman. Berayu-ayu dan betandakan, Main becepokan yang pelakunya anak muda, Main selodoran yang pelakunya anak-anak, Main Bejaksaan, Main perisean. Permainan tersebut tidak diketahui penciptanya, yang jelas permainan ini sangat digemari dan membudaya dikalangan masyarakat Desa Suela.

Kemudian pada abad ke -14 Dasan Monek Merupakan suatu kerajaan kecil, seperti pada zaman itu banyak bertebaran kerajaan-kerajaan kecil di seluruh pulau lombok, hal ini terbukti adanya makam-makam peninggalan terdahulu. Kerajaan – kerajaan itu di antarnya Kerajaan Bayan, Kerajaan Seruni, Kerajaan Pejanggik di Lombok Tengah, Kerajaan Limbungan di Lombok Timur dan Kerajaan Pelompong di Lombok Timur, tepatnya di Desa Sembalun Sekarang.

Kerajaan Pelompong mempunyai wilayah yang cukup luas termasuk kerajaan kecil Dasan Monek. Dasan Monek berbatasan dangan Desa Ketangga tepatnya dengan Dusun Tejong yang merupakan wilayah Kerajaan Monek. Pulau Lombok di kuasai oleh Kerajaan Bali (Anak Agung) selama kurang lebih 300 tahun yaitu pada abad ke-17 sampai dengan abad ke- 19 M.

Pada masa pemerintahan Anak Agung banyak orang bali yang dipindahkan ke pulau Lombok diantaranya ke Desa Suela yang sampai saat ini dikenal bekasnya di Gubuk Taman Sari dan di sebelah utara Gubuk Taman Sari terdapat Pesenggerahan tempatnya orang-orang Belanda atau orang Jepang beristirahat yang sekarang tempat ini dijadikan Kantor Camat Kecamatan.

Adapun kata Suela berasal dari dua suku kata yakni “Sue/Suwe” yang berarti lama. Hal ini didasarkan pada lamanya waktu yang dihabiskan Ketika kumpulan masyarakat tadi hidup dalam entitas social yang bersifat sementara dan kata “Elah” yang berarti terlihat nyata atau jelas yakni, merujuk pada letak geografis Suela yang berada di ketinggian akan memberikan suasana pemandangan alam sekitar akan tampak jelas dan tak terhalang oleh apapun, termasuk pemandangan pesisir pantai wilayah timur pulau Lombok.

Secara singkat dan khusus dapat diuraikan latar belakang sejarahnya berawal dari sekitar abad ke -14 sebuah pemukiman yang sifatnya sementara disebut dengan Dasan Monek merupakan satu kesatuan entitas social yang hidup berdasarkan hukum adat dimana wilayahnya berbatasan langsung dangan desa Ketangga yakni  dusun Tejong dan merupakan bagian dari wilayah dasan Monek Ketika itu.

Pada sekitar abad ke-17 berdirilah kerajaan bercorak hindu yakni Kerajaan Karangasem yang wilayahnya bahagian timur Pulau Bali bahkan pada masa kejayaannya, Kerajaan Karangasem memiliki wilayah kekuasaan hingga Pulau Lombok. Kemudian dengan kekuasan itu Kerajaan Karangasem menguasai dan mempengaruhi masyarakat Suku Sasak atau masyarakat Lombok dalam segi, ekonomi, politik dan sosial maupun budayanya.

Pada waktu Karangasem berkuasa penuh atas Lombok, rombongan orang-orang Bali datang ke Lombok yang dipimpin oleh tiga serangkai yaitu I Gusti Ketut Karangasem adik raja Karangasem sebagai pimpinan rombongan, Pedanda Gde Ketut Subali sebagai pimpinan agama, dan Mas Poleng sebagai pengurus masalah-masalah pembangunan dan pertanian.

Berdirinya kerajaan Singasari (Karangasem Sasak) karena orang-orang Bali sudah semakin banyak di Lombok. Akhirnya, orang-orang Bali di wilayah kekuasaannya mendirikan beberapa buah desa kecil seperti sebuah kerajaan.

Tingginya rivalitas dianatara antara dua kerajaan ternama asal Bali untuk menancapkan kekuasaannya atas sasak Lombok yakni kerajaan singasari (Karangasem Sasak) dan kerajaan Mataram Lombok berujung peperang yang menyebabkan Kekalahan dari Singasari. Kekalahan tersebut mengangkat derajat kerajaan Mataram sebagai penguasa tunggal di pulau Lombok, berturut-turut diperintah oleh tiga raja. Raja yang pertama Anak Agung Ketut Karangasem IV (1838-1850 M), yang mengkonsolidasikan Mataram sebagai kerajaan tunggal yang bercorak sentralistik dan represif.

Raja kedua adalah Anak Agung Made Karangasem (1850-1872 M), di bawah raja inilah dilakukan renovasi atas Taman Kelepug menjadi Taman Mayura. Dibangun pula Pura Meru, Tamaiq Suranadi, Lingsar, dan dirintisnya pembangunan Taman Narmada yang diberi ukir kawi dan selesai tahun 1866 M. Kemudian Cakranegara (negara yang sudah bulat bersatu) ditata sebagai pusat pemerintahan. Raja terakhir yang paling bungsu adalah Anak Agung Gede Ngurah Karangasem (1872-1894 M), yang dinobatkan sebagai raja dalam usia 70 tahun lebih.

Kerajaan Mataram mencapai puncak kejayaannya, karena dengan mudahnya memerintah orang Sasak untuk ngayah membangun berbagai tempat peribadatan tetapi banyak pula perkanggo Sasak menjadi kaya raya. Pada saat ini, Mataram mengubah nama Singasari menjadi Cakranegara (negara yang bulat). Orang Islam bebas beribadah bahkan di Ampenan dibangun sebuah masjid.

Selain itu, didatangkan pula guru qur'an dan hadits. Mataram menjadi penguasa seluruh Lombok, termasuk mempersatukan kerajaankerajaan yang dulu dibagi-bagikan, yaitu, kerajaan Pagesangan, Pagutan dan Kediri. Kemudian keraton baru dibangun di tempat bekas keraton kerajaan Singasari, dan dinamakan Puri Ukir Kawi yang dihuni oleh A.A. Gde Ngurah Karang Asem dibantu oleh seorang anaknya yaitu A.A. Made Karangasem, sedang Puri Mataram dihuni oleh anaknya yang lain yaitu A.A. Ketut Karangasem, sang putera mahkota calon pengganti ayahnya.

Pada masa pemerintahan Anak Agung banyak orang bali yang  dipindahkan ke pulau Lombok dan bermukim di desa-desa wilayah Lombok Timur, hingga ratusan keluarga mendiami wilayah di lereng gunung rinjani. Perkampungan cukup besar orang bali salah satunya di Desa Suela.  Bekas pemukiman etnis bali di Suela dinamakan Taman Sari (taman yang indah) dan sebelah utara Taman Sari terdapat Pesanggerahan (rumah persinggahan) masa kolonial Belanda dan pendudukan Jepang yang dialih fungsikan menjadi Kantor Camat Suela.

Hingga pada tahun 1824 sampai dengan 1828 meletuslah perang Sakra, perang ini melibatkan kedatuan Sakra dibantu oleh beberapa desa di Lombok bagian timur dengan Singasari (Karangasem Sasak) yang juga mendapat bantuan dari Mataram, Pagutan dan Pagesangan.

Dilain pihak raja singasari Anak Agung yang tidak mau tunduk kepada belanda memicu sebuah pemberitaan yang tersebar dikalangan orang-orang Bali di yang mendiami beberapa desa atau wilayah di Lombok bagian timur,bahwasanya Belanda yang sudah dimintai bantu oleh tokoh-tokoh sasak untuk mengusir kekuasaan Bali atas Lombok akan masuk dan akan menggempur orang-orang Bali  memicu kekhawatiran dikalangan orang-orang Bali, terutama yang sudah lama bermukim di Taman Sari Suela.

Pada saat yang bersamaan dimusim kemarau Ketika itu terjadi kebakaran, rumpun bambu kering yang terbakar luas di beberapa tempat lalu menimbulkan suara yang meledak-meledak bak suara bom, menyebabkan kepanikan luar biasa warga masyarakat dan orang-orang bali yang bermukim di taman sari desa Suela, seakan-akan berita mengenai datangannya Belanda untuk menggempur desa-desa yang tadinya dihuni orang-orang Bali yang mendiami wialayah-wilayah di Lombok bagian timur menjadi kenyataan dan dengan tidak berpikir panjang seluruh sanak keluarganya diminta bergegas dan langsung meninggalkan tempat tinggal dan harta benda walaupun hari sudah malam, dan peristiwa ini disebut dengan  PERARUTAN BALI.

Seiring berjalannya waktu, pergeseran penduduk terus terjadi dari dataran yang lebih rendah (Monek) mencari yang wilayah yang lebih tinggi dan pada akhirnya mendiami suatu wilayah sebagai sebuah entitas social yang lebih besar yang dinamakan suela.  Sekaligus menandai era baru, era dimana Belanda dan Jepang menancapkan pengaruhnya atas Bali dan Lombok dimana Suela sudah berstatus desa dan menjadi bagian dari wilayah Distrik Pringgabaya.

Sejarah Kepemimpinan

Sejarah Kepemimpinan Desa Suela dapat dikategorikan menjadi 2 (dua) pertama pada masa pra kemerdekaan dan kedua setelah kemerdekaan sampai dengan saat ini.

Pemimpin-pemimpin yang melaksanakan pemerintah di Desa Suela pada zaman Pemerintahan Belanda diantaranya :

  1. Pe Srimawa
  2. Bapak Darwasih
  3. Bapak Srisasih
  4. Bapak Sriwasih Alias Bapak Jaksa
  5. Bapak Sridahim, dan
  6. Bapak Darmasari

Sedangkan pemimpin yang melaksanakan pemerintahan di Desa Suela pada masa pendudukan Jepang adalah Bapak Irama( tahun 1941-1944), Pada masa ini desa-desa yang ada di wilayah Indonesia tidak banyak mengalami perkembangan bahkan rakyat dalam melakukan aktivitas dibawah pengawasan dan tekanan Bangsa Jepang serta rakyat diwajibkan disiplin mengikuti perintah-perintah tentara jepang bahkan pada  waktu itu penjara berada di Pesugulan.

Sedangkan pada zaman kemerdekaan atau setelah kemerdekaan, Desa Suela dipimpin oleh :

  1. Bapak Sridangin (1945 –1961)

Bapak Sri Dangin merupakan salah satu tokoh masyarakat yang sangat kharismatik dan memiliki karakteristik yang unik dan cukup disegani dan dihormati di masanya. Pada masa pemerintahannya, masyarakat sangat aman dan tentram karena dari segi keamanan dan ketertiban seperti pencurian, perampokan dan jenis gangguan keamanan lainnya jarang terjadi karena sosok beliau sangat disegani dan ditakuti terutama oleh mereka yang suka mencuri dan merampok. Selama pemerintahannya yaitu dari tahun 1945-1961 beliau telah berhasil membangun beberapa fasilitas untuk masyarakat Desa Suela seperti :

  • Berdirinya masjid Desa Suela (Masjid besar “ Islahul Anwar” sekarang)
  • Berdirinya kantor Desa di tanah perkarangan/rumah Inaq sutar sekarang
  • Pembukaan tanah GG di wilayah Desa Suela
  • Berdirinya pasar suela lokasinya di komplek pertokoan depan Masjid (peken bengan)
  • Pembangunan Embung Kembar
  • Sebagaian wilayah ketangga (dusun tejong masuk di wilayah desa suela)

Pemerintahan Bapak Sridangin sebagai kepala desa berakhir karena adanya aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat untuk meretool atau mengganti atau bisa mengatur ulang untuk membersihkan alat-alat revolusi mulai dari (lembaga negara, partai politik, organisasi massa, dan pikiran rakyat banyak) karena Ketidak stabilan politik pada masa demokrasi liberal. Karena pada masanya terjadi peristiwa retooling sehingga Bapak Sridangin terkenal dengan sebutan    “ Bapak Retool.

  1. Amaq Munarep ( 1962 –1963)

Setelah Bapak Sridangin diretol oleh pemerintah, maka Desa Suela bergabung dengan Desa Sapit dibawah pemerintahan seorang pejabat Kepala Desa yaitu Amaq Munarep, dimana beliau bersal dari Desa Sapit.

Amaq Munarep merupakan pejabat sementara Kepala Desa yang Masa jabatan hanya berlangsung 1 (satu) tahun sehingga dalam pemerintahannya tidak banyak membawa perubahan baik di Desa Suela Maupun di Desa Sapit, jabatan beliau hanyalah sebagai pengantar untuk pemerintahan berikutnya.

  1. Bapak Srimeneng (1964 –1966)

Bapak Srimeneng merupakan salah satu tokoh masyarakat Desa Suela, beliau tinggal di Dasan Kebon dekat pekeburan tua Dasan Monek yang sekarang wilayah Dusun Bilakembar.

Pada zaman pemerintahannya, beliau diangkat oleh rakyat melalui pemilihan  Kepala Desa yang diselenggarakan oleh Kedistrikan Pringgabaya. Dalam kurun waktu kurang lebih dua tahun Bapak Srimeneng telah membawa perubahan terhadap perkembangan Desa Suela

Adapun peristiwa-peristiwa atau Kejadian-kejadian  pada zaman pemerintahan Bapak Srimeneng, yaitu ;

  • Sulitnya ekonomi negara menimbulkan kelaparan dimana-mana
  • Berkembangnya paham dan ajaran Partai Komunis Indonesia (PKI)
  • Pembukaan jalan poros desa menuju semabalun dengan system gotong-royong/ swadaya masyarakat
  • Pembukaan lorong-lorong / jalan gang desa
  • Diberlakukannya sistem pengairan sudah memakai gilir/per-orong
  • Desa Suela terdiri dua kekadusan dengan istilah Keliang langlang dan Keliang pengayah
  • Adanya ABRI Masuk Desa (AMD)
  • Pembukaan dan Pengadaan lapangan desa Suela
    1. Moh. Rais (1967 –1968)

Setelah Bapak Srimeneng mengundurkan diri menjadi Kepala Desa, maka tampuk pimpinan langsung  dijabat oleh  H. Moh. Rais, yang merupakan Masa transisi sebagai pengantar pemerintahan berikutnya. Beliau merupakan salah satu tokoh masyarakat yang memiliki latar belakang pendidikan keagamaan, sehingga beliau terkenal dengan Tokoh Agama.

Dengan perannya sebagai kepala desa dan tokoh agama banyak mengajarkan hal-hal yang menyangkut Tauhid, Ahlak dan ilmu agama lainnya sehingga masyarakat banyak mengalami perubahan terutama masalah keagamaan.

  1. Moh. Ma’mun (1968 –1973)

Masa pemerintahannya tata kelola pemerintah desa dititik beratkan pada hal -hal berikut :

  • Pengaturan air irigasi
  • Pemindahan lokasi Kantor Desa Suela dari tanah Inaq Sutar
  • Pembukaan lahan “kontrak rae” yang peruntukannya sebagai tambahan pecatu Kepala, keliang dan pamong/aparatur desa lainnya
    1. Bapak Ayup (1974 –1978)

Masa pemerintahannya menjadi kepala desa suela, ditandai dengan adanya program pemerintah untuk :

  • Pembukaan tanah hutan kopang satu/kopang dua diperuntukan oleh masyarakat suela
  • Pengukuran tanah GG pertama
    1. Lalu Abd. Wahab Usman (1979 -1983)

Pada masa pemerintahannya menjadi kepala desa suela, ditandai dengan adanya program pemerintah untuk :

  • Pembangunan Puskesmas pertama
  • Perumahan Hansip
    1. Moh. Ma’mun (1984 –1992)

Peride ke dua pemerintahannya menjadi kepala desa suela, ditandai dengan adanya program pemerintah untuk :

  • Program transmigrasi
  • Listrik Masuk Desa melalui Koperasi Listrik Pedesaan (KLP)
  • Program pembangunan air bersih (Care)
  1. Pe Sahrim (1993 –2000)

Setelah dua periode masa pemerintahan H. Moh. Makmun maka untuk periode berikutnya muncullah salah seorang tokoh masyarakat yang menjadi kandidat Calon Kepala Desa untuk peroide berikutnya. Pada tahun 1995 pemilihan pun terjadi dan pada waktu itu pilihan masyarkat jatuh pada Pe Sahrim.

Pe Sahrim merupakan generasi Kedelapan yang menjadi Kepala Desa Suela, setelah Indonesia merdeka, dimana pada zaman pemerintahannya perkembangan Desa Suela mengalami kemajuan yang cukup  baik, hal ini dapat dibuktikan karena banyaknyapembangunanyang dapat dinikmati oleh masyarakat Desa Suela seperti :

  1. Pengelolaan pariwisata Lemor oleh pemerintah Desa Suela
  2. Adanya pembagian tanah Desa di Kopang II
  3. Pembangunan Rabat Desa Suela
  4. Pembangunan Auala I Kantor Desa Suela
  5. Terlaksananya Lomba Desa
  6. Percetakan Sawah/Ladang Urat Genteng
  7. Pembangunan saluran irigasi
  8. Diberlakukanya UU. Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah (peletak dasar otonomi daerah)
  9. Adanya pemekaran kecamatan
  10. Pembebasan lahan Orong subak rae (selak aik)
  11. Peningkatan saluran irigasi
  12. Penerapan sistem perangkat desa, LKMD,LMD
  13. pengadaan tanah SMA Suela
  14. masuknya program PenanamanTembakau Virginia
  15. Adil Rahmat Nur ( 2001- 2007-2012 )

Adil Rahmat Nur merupakan Tokoh intlektual yang berhasil mengenyam pendidikan tinggi di luar daerah. Beliau menjabat Kepala Desa selama dua periode yaitu tahun 2001-2007 dan 2007-2012.

Dibawah pemerintahan beliau Desa Suela mengalami kemajuan yang cukup pesat baik dibidang Pemerintahan, Pembangunan maupun bidang kemasyarakatan, hal ini ditunjang karena bantuan keuangan daerah baik dari ADD maupun PNPM-MP-GSC, sudah mulai diterapkan secara merata di seluruh Desa yang ada di Kabupaten Lombok Timur.

Adapun keberhasilan yang telah dibangun sbb;

  • Bidang Pemerintahan :
  • Penataan aparat desa, pembentukan BPD sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 dan Undang –Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
  • Pembentukan LKMD, Pembentukan Karang Taruna, Pembentukan TP PKK
  • peningkatan peran Ketua RT, peningkatan peran Kelompok Tani dan Pemberdayaan Kader Posyandu
    • Bidang Pembangunan dan Kemasyarakatan
  1. Pembangunan Infrastruktur
  • Pembangunan Kantor Camat Suela
  • Pembangunan dan pembukaan jalan tani di seluruh kesubakan
  • Pengaspalan Jalan Desa
  • Pembangunan trotoar
  • Peningkatan rabat jalan di 4 dusun
  • Peningkatan saluran irigasi melalui program PNPM
  • Pentaludan/draenase Suela daya dan Suela Lauq (Program P2MPD)
  • Pembangunan air bersih Dusun Cempaka, Suela Daya, Suela Lauq dan Bilakembar (Progran P2D, ADD dan PNPM-MP)
  • Pembangunan UPTD Dikpora
  • Pembangunan Kantor KUA
  1. Pembangunan bidang Sosial kemasyarakatan
  • Pembangunan Masjid Islahul Anwar Tahap I
  • Pembangunan Masjid Al-Palah Dusun Cempaka
  • Pembangunan Masjid Nurul Iman Dusun Bilakembar
  • Pembangunan Masjid Nurul Irfan Darunazofah
  • Pembangunan dan rehabilitasi Musholla
  • Pembangunan Gedung SMA Negeri Suela
  • Pembangunan Gedung SMP Islam Bilakembar
  • Pembangunan SMK MT Suela
  • Pembangunan MA NW Suela
  • Pembangunan Puskesmas lantai dua
  • Pentaludan/Penembokan lapangan olahraga
  • Pembangunan MCK-Umum Kebun Indah
  • Pembangunan Poskesdes
  • Pembuatan sertifikat tanah melalaui reforma agraria tahun 2010-2011
  • Bubarnya KLP. Rinjani dan Masuknya PLN
  • Peningkatan SDM bidang pendidikan dan kesehatan Program PNPM-GSC
    1. Rodi Atmaja (2012-2018)

Rodi Atmaja merupakan sosok pemuda yang sangat gigih dan berbakat serta  memiliki pengalaman dalam bidang organisasi lainnya.

Pada pertengahan tahun 2012 setelah masa jabatan Adil Rahmat Nur  berakhir, maka beliau salah satu kandidat yang cukup kuat dalam pemilihan Kepala Desa Periode 2012-2018 dan karena mendapat dukungan yang banyak maka beliau ditakdirkan memimpin Desa Suela.

Di bawah kepemimpinannya harapan akan masa depan Desa Suela kearah yang lebih baik sangat dimpikan oleh masyarakat Desa Suela.

Adapaun program-program yang telah akan dibangunan di Desa Suela sbb;

  • Penembokan/pentaludan Pekuburan Desa Suela dengan swadaya masyarakat
  • Pembangunan Aula Kantor Desa
  • Pembuatan PAMdes disebagian wilayah Suela (pilot projek)
  • Pembangunan Rabat RT 01,02.03 Suela Lauq
  • Pengaspalan jalan simpang tiga MI. MT RT 09 Suela lauq
  • Pembangunan rumah kumuh
  • Perehapan embung kembar
  • Pembangunan rabat Dusun Suela Lauq RT 01, 02, 03
  • Pembangunan Poskes Hewan
  • Pembuatan Gorong-gorong Pertigaan Suela
  • Peningkatan jalan Tani Belambang program PNPM-MP
  • Melaksankan program Pamsimas
  • Penataan air bersih baik dalam Desa Maupun Luar Desa
    1. Rosyidi (2019-2024)

Rosyidi merupakan salah satu tokoh pemuda yang luwes dalam pergaulan dan syarat pengalaman, baik pengalaman berorganisasi maupun pemerintahan.

Keikutsertaannya dalam kontestasi politik pada pilkades serentak gelombang kedua pada pertengahan tahun 2018 menghantarkannya menjadi kepala desa yang ke – 12 di Desa Suela. Elektabitasnya melebihi setengah dari jiwa pemilih pada saat itu menunjukkan bahwa di pundaknyalah harapan untuk Suela yang lebih baik, harmonis, aman dan tertib dititipkan.  

Selama periode tahun 2019-2024 periode kepemimpinannya menjadi kepala desa berbagai upaya sudah dilakukan utama terkait dengan kegiatan fisik diantaranya :

  1. Pembukaan JUT di 8 (delapan) dusun desa Suela
  2. Pengerasan (sirtu) JUT di 8 (delapan) dusun desa Suela
  3. Pengaspalan JUT Orong Punik Baru Cempaka
  4. Pembangunan RTLH di 8 (delapan) dusun desa Suela
  5. Program Dana bantuan Rummah-BSPS
  6. Penaludan di Orong Punik Baru dan Dayan Desa
  7. Pamsimas regular-pembangunan jaringan air bersih pemakai PAMDes di dusun Suela Daya, Suela Lauk, Sanggar Mulia dan Belambang Sari) dan pamsimas reword untuk Serempakan Dusun Cempaka
  8. Pengadaan lahan, armada Sampah Rumah Tangga
  9. Rabat JUT Dayan Desa melalui program Up-land
  10. Penaludan dan rabat beton lapangan umum Suela
  11. Pembukaan dan peningkatan jalan poros desa antara Desa Suela dan Suntalangu melaui program Pisew
  12. Pembangunan Rest Area Suela di eks perumahan dokter dan bangkau tunggu di pertigaan Suela
  • Rehab Kantor Desa dan Kamar Mandi
  1. Pembangunan rumah sakit internasional kelas pratama di eks lahan Kebun Raya Lemor
  • Sanitasi individual di 8 (delapan) dusun desa Suela
  1. Rehab Irigasi reban manggong Orong Urat Genteng
  • Pipanisasi dan pengembangan jaringan air bersih-Pamdes
  1. Pipanisasi dan pembangunan jaringan air bersih di dusun Cempaka dan Cempaka Timur

Sementara untuk kegiatan pemberdaya dan social kemasyarakat, meliputi :

  1. Pemberdayaan dan penguatan Lembaga-lembaga desa dan kelompok pemuda (Karang Taruna, Repamas, Tim Sepak Bola dan Volley)
  2. Pembentukan dan pelatihan kelompok penangulangan bencana alam
  3. Program ketahanan pangan-pengembangan pertanian dan peternakan (ikan, unggas dan kambing)
  4. Bantuan langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD)
  5. Pemberian Insentif Guru Ngaji, Marbot, dan Guru TK/PAUD
  6. Penangan Stunting melaui program Dapur Sehat Tangani Stunting (DAHSAT-PLKB)
  7. Pemberian PMT di setiap Pos Pelayan Terpadu (Posyando)
  8. Pengembangan BUMdes dan Pemberdayaan UMKM
  9. Penambahan Aset Desa berupa lahan dan bangunan Pertashop (Hibah Pemda Lombok Timur)
  10. Rehab Masjid Jami’ Islahul Anwar Suela
  11. Sanitasi komunal di Masjid Nurul Iman Dusun Suela lauq
  12. Penangan Covid 19 dan pengadaan cuci tangan di 8 (delapan) dusun desa Suela
  • Pembentukan Badan Keamanan Desa (BKD)
  1. Pembentukan dan Rekruitmen personil Linmas
  2. Rosyidi (2024-2026) tambahan 2 (dua) tahun masa jabatan Kepala Desa

Bahwa berdasarkan ketentuan Undang-Udang Nomor 3 tahun 2024 tentang Perubahan Kedua Atas Udang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, dalam Pasal 39 ayat (1) disebutkan bahwa Kepala Desa memegang jabatan selama 8 tahun, dan Pasal 118 huruf b dan huruf c yang menyatakan bahwa Kepala Desa yang masih menjabat pada periode pertama dan periode kedua menyelesaikan sisa masa jabatannya dengan ketentuan Undang-Undang dan dapat mencalonkan diri 1 (satu) periode lagi, serta bagi Kepala Desa yang masih menjabat pada periode ketiga menyelesaikan sisa masa jabatannya sesuai dengan Undang- Undang.

Demikian sejarah dan urutan Kepala Desa Suela dari zaman pemerintahan Belanda hingga saat ini dengan berbagai upaya yang telah dilakukan dalam mengemban Amanah selama menjadi kepala desa Suela.

Kirim Komentar


Nama
No. Hp
E-mail
Isi Pesan
  CAPTCHA Image  
 

 Pemerintah Desa

 Peta Wilayah Desa

 Peta Desa

 Statistik

 Sinergi Program

 Agenda

Belum ada agenda

 Komentar

 Media Sosial

 Peta Lokasi Kantor


Kantor Desa
Alamat : Jalan Yusuf-Abdullah Desa Suela
Desa : Suela
Kecamatan : Suwela
Kabupaten : Lombok Timur
Kodepos : 83657
Telepon :
Email : [email protected]

 Statistik Pengunjung

  • Hari ini:163
    Kemarin:138
    Total Pengunjung:193.438
    Sistem Operasi:Unknown Platform
    IP Address:172.69.6.6
    Browser:Mozilla 5.0

 Arsip Artikel