Artikel
Gendang Bleq Hibur Warga Suela Sebelum Nyongkolan ke Desa Kopang
DESAKITA.COM - Gendang Bleq adalah warisan kesenian budaya masyarakat Sasak Lombok dari turun-temurun. Bangsa-bangsa besar di dunia juga memiliki warisan budaya seni yang sangat dibanggakan. India, China, Malaysia, Inggris, Rusia juga memiliki warisan seni budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Di Indonesia dari Sabang sampai Merauke, warisan budaya Nusantara telah menjadi kekayaan tersendiri yang tak ditemukan pada bangsa-bangsa lain di dunia. Misalnya musik tradisional Gamelan di Bali dan Gendang Bleq di Pulau Lombok. Di dua pulau indah Bumi Pertiwi ini, kesenian tersebut tetap eksis sampai sekarang kendati nasib Gendang Bleq di Lombok pernah redup oleh Kecikmol yang kerap mengundang keributan antar pemuda saat nyongkolan.
Pegawai museum Negeri Nusa Tenggara Barat (NTB) pernah menyayangkan literasi generasi Sasak yang dinilai terputus di tengah masyarakat Lombok sendiri. Pasalnya, generasi saat ini semakin bergeser meninggalkan warisan leluhur kesenian tradisional masyarakat Lombok dan tak jarang membuat jalan raya macet berjam-jam yang mengganggu para pengendara.
Namun, ada harapan baru pada masyarakat Suela, Lotim untuk mempercayakan pada Gendang Bleq mengiringi memplai pengantin. Hal ini sebanding dengan ide baru pihak museum negeri NTB yang mengusulkan kepada masyarakat Lombok bahwa Kcikmol sebaiknya dipakai di lokasi acara merarik saja (ttak turun ke jalan), sedangkan Gendang Bleqlah mengiringi pengantin ke rumah keluarga memplai wanita.
Gendang Bleq Lebih Sopan dari Kecikmol
Saran ini sangat beralasan mengingat kaula muda Lombok yang diharapkan menjaga budaya seni leluhur tak jarang bertikai dan tawuran antar gubuk, desa dan daerah. Di Kecamatan Suela, belum luput dari benak masyarakat bahwa insiden keributan antara pemuda Suntalangu dengan Dasan Koak yang membuat rombong pedagang cilok lebur karena kena lemparan batu..
Beruntung kepolisian wakti itu sigap memanimalisir korban tawuran tersebut dengan mengerahkan puluhan personil ke lokasi pada tahun 2015 lalu. Di Suela, kejadian-kejadian serupa kerap terjadi bahkan di se antero Pulau Lombok. Sebenarnya karakter suku Sasak masih dicintai oleh masyarakatnya. Namun, bila Gendang Bleq terus digempur dengan Kcikmol tak bisa diprediksi Gendang Bleq bakal masuk museum.
Contohnya, pada sore Kamis (8/11/2018), suara Gendang Bleq yang didatangkan oleh Sar (Warga Dusun Suela Lauq) saat nyongkolan ke Kopang, Lombok Tengah itu mampu menarik perhatian masyarakat Suela kendati dalam suasana mengungsi. Artinya, kesenian-kesenian tradisional sudah saatnya diperkenalkan kepada generasi saat ini dengan mendesain versonil Gendang Bleq ke generasi milineal. Itulah bukti warisan seni budaya itu membumi di tengah-tengah masyarakat Lombok, Nusa Tenggara Barat.