Artikel
Belajar dari Argentina: Masalah Besar Jakarta Masalah Daerah Lain Juga di Indonesia Termasuk NTB
DESAKITA.COM - Ketua Ekspedisi Cincin Api Kompas Ahmad Arif menyatakan bahwa tak jarang Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) di Indonesia, terlaksana melalui kajian yang tak mumpuni alias abal-abal. Akibatnya, bencana datang melanda ribuan korban jatuh dan hilang ditelan tsunami, likufaksi pasca gempa besar. Seperti di Aceh tahun 2004, di Lombok dan Sulawesi tahun 2018.
Belum lagi kebijakan berhadapan dengan persoalan ketimpangan sosial yang belum selesai sampai sekarang. Dua masalah ini menjadi PR besar Republik Indonesia berlandaskan Pancasila yang sudah dikenal dunia.
Bersyukur penegasan dua masalah besar di Indonesia ini ditemui di negara Argentina pasca Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pekan lalu menghadiri pertemuan Urban 20 Mayors Summit atau U20 di Buenos Aires, Argentina. Di sana ia mengikuti sejumlah diskusi yang membahas masalah utama di kota-kota besar, termasuk Jakarta.
Menurut Anies, 80 persen aktivitas perekonomian berjalan di perkotaan. Begitu juga yang terlihat di Jakarta. Kegiatan yang masif ini menimbulkan dua masalah utama yaitu perubahan iklim dan ketimpangan sosial. "Kalau anda lihat, kegiatan perkotaan penyumbang polusi terbesar di perkotaan," kata Anies di kawasan Cibubur, Jakarta Timur, Sabtu, 3 November 2018.
Bersama perwakilan dari 20 negara peserta U20, Anies membicarakan permasalahan umum yang terjadi di negara masing-masing. Selain polusi, 20 negara sepakat ada persoalan integrasi sosial di perkotaan. Integrasi sosial berbicara soal ketimpangan, baik pekerjaan, pendidikan, maupun status sosial ekonomi.
Masalah itu, kata Anies Baswedan, dapat diselesaikan dengan kerja kolektif. Maksudnya adalah menjalankan satu program untuk diimplementasikan di kota-kota besar, termasuk Jakarta. Dia mencontohkan pembuatan listrik berbasis tenaga surya yang dikerjakan kolektif di pelbagai kota di Indonesia."Kalau dikerjakan sendiri-sendiri, maka biayanya mahal," ujar dia.
Sumber: TEMPO.CO
Editor : Bambang Hilmawan