Artikel
DESA DI TENGAH ARUS GLOBALISASI
Salah satu agenda global untuk mendorong manusia berkumpul di satu titik, yang berada di wilayah kota berdamapak pada ketimpangan di desa-desa. Hal ini diperlihatkan dalam gini ratio Indonesa yang cukup tinggi, sehingga memicu kesenjangan.
Kosep ini terlihat dari cara pandang masyarakat Indonesa, bahwa tinggal di daerah perkotaan menjajikan kesuksesan dan kesenangan dunia. Namun, dengan kepadatan yang cukup tinggi, pada akhirnya menciptakan banyak permasalahaan di kota-kota; sanitasi, air, banjir, kualitas udara adalah beberapa permasalahan yang ditimbulkan.
Berbagai macam konsep tata kota pun di buat, mulai dari green city, hingga smart city. Tujuanya agar manusia tetap mau datang ke kota.
Melihat fakta ini pemerintah membuat program untuk menekan ketimpangan. Karena ketimpangan yang cukup tinggi akan memicu chaos sosial, sehingga mendirikan kementrian desa yang didasarkan UU Desa Nomor 6 Tahun 2014. Dana pun diglotorkan secara besar-besaran ke desa-desa. Tujuan agar ekonomi berputar di desa. Dan para insiyur yang belajar di kota kembali kedesa mengembangkan desanya masing masing. Bumdes didorong, koperasi desa dibangun, hal ini bertujuan agar desa dapat memproduksi prodak-prodak yang berkualitas. Dan hal ini sejalan dengan One village One Product.
Namun demikian, tantangan yang harus dihadapi dalam membangun desa adalah SDM, membangun sistem pemerintahan yang baik, terbuka, transparan. Diman ahlaq menjadi hal yang diutamakan. Baru lah kita bisa membangun desa dengan konsep yang kita inginkan.
Sebagai penutup, coba kita simak bunyi Qur’an Surat Al-Kahfi أَمْ حَسِبْتَ أَنَّ أَصْحَٰبَ ٱلْكَهْف ِ وَٱلرَّقِيمِ كَانُوا۟ مِنْ ءَايَٰتِنَا عَجَبًا
“Bukan kah orang orang yang mendiami gua dan bermukim termasuk tanda tanda ayat kami menajubkan.”
Unduh Lampiran:
ARTIKEL DESA DI TENGAH ARUS GLOBALISASI